Rabu, 14 Januari 2009

PROFIL Persik Kediri

Berikut profil lengkap Persik Kediri:

Oleh Yuslan Kisra

Berdiri: 1950
Alamat: Jl Diponegoro no 7, Kediri.
Telepon: (0354) 686690
Ketua Klub: HA Maschut
Stadion: Brawijaya Kediri.

Sejarah Singkat


Persatuan Sepakbola Indonesia Kediri yang lebih populer dengan sebutan Persik Kediri adalah sebuah klub sepakbola profesional tanah air yang berbasis di Kediri, Jawa Timur. Tim berjuluk Macan Putih saat ini adalah salah satu kontestan Superliga 2008/09, kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional.

Seperti dilansir situs resmi Persik Kediri, tim ini berdiri sejak 1950. Sayang tidak diketahui pasti mengenai tanggal dan bulan pendiriannya. Tercatat sebagai pendiri adalah Bupati Kediri R Muhammad Machin, yang pada saat itu Kediri masih berupa kabupaten dan tidak ada pemisahan wilayah seperti sekarang, kabupaten dan kota.

Pendirian klub ini dibantu Kusni dan Liem Giok Djie. Di mana pertama kali yang dilakukan Machin adalah merancang bendera tim yang tersusun dari dua warna berbeda. Bagian atas berwarna merah dan bawahnya hitam dengan tulisan PERSIK di tengah-tengah dua warna berbeda itu, kemudian mendaftakan diri ke PSSI.

Pada dekade 1960 hingga 1990-an, Persik masih belum dikenal di pentas sepakbola nasional. Tim ini bahkan kalah tenar dibandingkan dengan saudara mudanya Persedikab Kabupaten Kediri, yang pada era 1990-an tercatat dua kali mengikuti kompetisi sepakbola profesional tanah air berlabel Liga Indonesia.

Barulah pada saat kepengurusan ditangani Walikota H. A. Maschut pada 1999, Persik menunjukkan perubahan luar biasa. Tim ini bahkan langsung menjelma menjadi "raksasa" sepakbola nasional. Mengawali debutnya di pentas divisi I pada musim 2000/01, setelah tampil sebagai juara divisi II pada musim sebelumnya, Persik terus menggebrak pentas sepakbola nasional dengan prestasi.

Hanya tiga musim meniti kompetisi di level kedua itu, Persik melaju ke divisi utama juga dengan predikat juara divisi I pada musim 2002. Tampil sebagai pendatang baru di pentas "nomor wahid" kompetisi sepakbola nasional, Persik bertekad tidak sekedar numpang lewat. Itu dibuktikan dengan melakukan persiapan yang cukup serius. Baik dari segi materi pemain maupun finansial.

Usaha keras Persik di bawah komando manajer Iwan Budianto rupanya berhasil, setelah Piala Presiden yang menjadi lambang supermasi tertinggi sepakbola nasional berhasil mereka boyong, di musim pertama tampil di divisi utama. Sejak saat itu Persik langsung menjelma menjadi tim papan atas, karena mampu mengandaskan ambisi tim-tim papan atas yang punya nama besar seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, PSM Makassar.

Hebatnya lagi, prestasi itu kembali mereka raih pada musim 2006, setelah menghentikan perlawanan PSIS Semarang 1-0 di partai final yang digelar di Stadion Manahan, Solo. Piala Presiden pun kembali berlabuh di Kota Kediri. Satu prestasi yang terbilang luar biasa bagi tim pendatang baru, dengan sukses menjadi juara sebanyak dua kali hanya dalam kurun waktu empat tahun menembus divisi utama.

Kiprah Di Superliga


Menghadapi Superliga 2008/09, manajemen Persik bertekad mengulang sukses yang pernah diraih di pentas divisi utama sebelumnya. Itu terlihat dengan persiapan yang dilakukan. Di mana tim ini menggelar persiapan lebih awal disaat kontestan lainnya masih bergelut dengan berbagai masalah.

Diawali dengan merekrut pelatih asal Moldova yang sebelumnya membesut Persib Bandung Arcan Iurie Anatolivicie, Persik menggebrak dengan melakukan trasnfer spektakuler memboyong lima pilar andalan PSMS Medan, yang sebelumnya tampil sebagai runner-up Liga Indonesia. Mereka adalah, Mahyadi Panggabean, Saktiawan Sinaga, Markus Horison, Legimin Raharjo, dan Usep Munandar.

Padahal sebelumnya, mereka telah lebih dahulu merekrut pemain dari Arema Malang dan dua pilar Persija Jakarta Hamka Hamzah dan M Roby. Kekuatan Persik juga ditopang tiga pemain asing berkualitas yakni Christian Gonzales, Ronald Fagundez, dan Danilo Fernando. Pendek kata, Persik berharap bisa menjadi the dream team di Superliga.

Sayang ambisi itu tidak terwujud. Kekuatan skuad Persik yang dimotori mayoritas pemain nasional plus tiga legiun asing berkualitas tidak juga menakutkan bagi kontestan Superliga lainnya. Di luar dugaan mereka bahkan dipermalukan Persijap Jepara, tim yang selama masa persiapan tidak seheboh Persik Kediri, di laga awal Superliga.

Semakin parah setelah krisis finansial malanda tim ini, akibat beban biaya yang cukup besar untuk membayar pemainnya yang mayoritas bintang dengan harga selangit. Apalagi kucuran dana APBD Kota Kediri yang selama ini menjadi tumpuan tidak semulus yang diharapkan. Buntutnya, manajemen menyatakan untuk menjual sejumlah pemain bintangnya di putaran kedua.

Namun belakangan keputusan itu diubah dan diganti dengan pemotongan gaji dari nilai kontrak hingga 50 persen. Sejumlah pilar Persik pun gerah dan menyatakan ingin hengkang, seiring dengan penawaran yang mereka terima dari sejumlah klub kontestan Superliga lainnya. Sebut saja Christian Gonzales yang secara resmi sudah dipinang Persib Bandung, Danilo Fernando dikabarkan akan hengkang ke Deltras, serta beberapa mantan pilar PSMS yang bakal kembali ke klub lamanya.

Peluang Juara


Krisis finansial hebat yang membuat sejumlah pilarnya bakal hengkang semakin menyulitkan Persik Kediri memenuhi ambisinya meraih juara Superliga musim ini. Maklum saja, tanpa beberapa pilar itu dipastikan Macan Putih akan menjadi ompong. Apalagi jika harus bersaing dengan tim papan atas lainnya yang lebih siap dalam berebut mahkota juara.

Sangat tragis memang, tapi demikianlah fakta yang harus dihadapi. Meski tidak ada yang berani menjamin tanpa pemain bintang, Persik tidak bisa berbuat banyak. Namun, dengan kondisi keuangan yang morat marit sudah pasti bakal berimbas pada prestasi di lapangan. Itu dibuktikan dengan apa yang mereka raih di putaran pertama.

Dari 17 pertandingan yang mereka lakoni, Budi Sudarsono dan kawan-kawan hanya menorehkan 28 poin dan menempati papan tengah. Hasil dari delapan kali menang, empat kali seri, dan lima kali kalah. Tidak begitu buruk memang karena hanya terpaut 11 poin dengan pimpinan klasemen sementara Persipura Jayapura. Tapi jika sejumlah pemain bintangnya hengkang, bisa ditebak apa yang akan dialami tim ini di putaran kedua.

Prestasi


Liga Indonesia

1994/95: Divisi II
1995/96: Divisi II
1996/97: Divisi II
1997/98: Divisi II (kompetisi dihentikan)
1998/99: Divisi II
1999/00: Juara Divisi II (promosi ke divisi I)
2001: Peringkat ke-3 Grup Tengah Divisi I
2002: Juara Divisi I (promosi ke divisi utama)
2003: Juara Divisi Utama
2004: Peringkat ke-9 Divisi Utama
2005: Babak Delapan Besar Divisi Utama
2006: Juara Divisi Utama
2007: Babak Delapan Besar Divisi Utama (promosi ke Superliga)

Turnamen Nasional

2003: Juara Piala Gubernur Jawa Timur I
2005: Juara Piala Gubernur Jawa Timur III
2005: Runner-up Piala Emas Bang Yos
2006: Juara Piala Gubernur Jawa Timur IV
2008: Juara Piala Liga Jawa Timur VI

Turnamen Internasional

2004: Semi-final JVC Cup di Vietnam
2004: Peringkat ke-3 Grup G Liga Champions Asia
2006: Peringkat ke-3 Grup E Liga Champions Asia

Kamis, 08 Januari 2009

LOGO SMAN 1 KALIDAWIR


BLOG ROLL


LOGO FLEXI


LOGO SPEEDY


GLOBE


INDOCOM


LOGO CAHYA YAMAHA


sejarahh persik


Sejarah Persik Kediri

Berdiri

:

1950

Julukan

:

Macan Putih

Sekretariat

:

Jl. Diponegoro 7 Kediri

Telepon

:

0354-686690

website

:

www.persik-kediri.com

Stadion

:

Brawijaya Kediri

Kapasitas

:

20.000

Dalam catatan kearsipan pengurus, Persatuan Sepakbola Indonesia Kediri (Persik) berdiri pada tahun 1950, namun sayang tidak diketahui pasti mengenai tanggal dan bulannya. Sebagai pendiri adalah Bupati Kediri, R Muhammad Machin, karena saat itu Kediri masih berupa kabupaten, tidak ada pemisahan wilayah seperti sekarang, kabupaten dan kota. Dibantu Kusni dan Liem Giok Djie, pertama kali yang dilakukan Machin adalah merancang bendera tim yang tersusun dari dua warna berbeda. Bagian atas berwarna merah dan bawahnya hitam dengan tulisan PERSIK di tengah-tengah dua warna berbeda itu.

Sebagai tim perserikatan yang terdaftar di PSSI, Persik memiliki beberapa klub anggota, diantaranya PSAD, POP, Dhoho, Radio, dan Indonesia Muda (IM). Dalam tiga dekade (1960 hingga 1990-an) prestasi Persik belumlah menonjol bahkan di tingkat nasional pun masih kalah dibandingkan dengan "saudara mudanya" Persedikab Kabupaten Kediri yang pada era 1990-an tercatat dua kali mengikuti kompetisi Ligina.

Namun sejak ditangani Walikota Drs. H. A. Maschut, Persik menunjukkan perubahan. Mengawali debutnya di pentas nasional, Persik merekrut mantan pelatih Tim Nasional PSSI Pra Piala Dunia (PPD) 1986, Sinyo Aliandoe, untuk menangani klub kebanggaan warga Kota Kediri itu dalam Kompetisi Divisi I periode 2000-2001. Di bawah tangan dingin Om Sinyo itulah, para pemain Persik yang merupakan pemain-pemain dari Kediri dan sekitarnya itu mulai diperkenalkan dengan sistem sepakbola modern. Namun hanya dalam waktu satu tahun Om Sinyo berlabuh di Kota Kediri . Setelah itu Persik pun resmi ditangani mantan pemain Timnas PSSI, Jaya Hartono, yang sebelumnya hanyalah asisten Om Sinyo.

Sementara untuk semua urusan baik di dalam maupun di luar stadion, HA Maschut meminta bantuan putra menantunya, Iwan Budianto, yang beberapa tahun sebelumnya menangani Arema Malang. Di tangan Iwan-Jaya itulah, tim berjuluk "Macan Putih" itu unjuk gigi dengan berhasil menyabet gelar juara Kompetisi Divisi I PSSI tahun 2002. Gelar tersebut sekalkigus mengantarkan tim kebanggaan warga Kota Kediri itu “naik kelas” sebagai kontestan Divisi Utama dalam Ligina untuk musim kompetisi IX/2003.

Sejak kompetisi itu digelar pada bulan Januari 2003, Persik sudah mengklaim dirinya sebagai tim dari daerah yang tak sekadar "Numpang Lewat". Tekad itu terpatri di dalam lubuk sanubari para pemain, sehingga dengan usaha keras dan penuh dramatis, Persik mampu mencuri perhatian publik bola di Tanah Air setelah berhasil memboyong Piala Presiden setelah mengukuhkan dirinya sebagai juara Ligina IX/2003.

Persik mampu memupuskan harapan tim-tim besar, seperti PSM Makassar, Persija Jakarta, dan Persita Tangerang yang saat itu sangat berambisi menjadi kampiun dalam kompetisi paling bergengsi di Jagad Nusantara ini. Piala Presiden itu kembali berlabuh di Kota Kediri setelah Persik berhasil menjuarai kompetisi Divisi Utama Ligina XII/2006 setelah menyudahi perlawanan sengit PSIS Semarang dengan skor 1-0 di partai final yang digelar di Stadion Manahan Solo, September 2006 lalu.

Dipandang Sebelah Mata

Untuk mendapatkan prestasi seperti itu tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Persik yang awalnya dipandang sebelah mata berubah menjadi tim yang lapar akan kemenangan. Ini bisa dilihat di awal-awal kompetisi LBM IX berjalan, Persik terseok-seok bahkan pernah menduduki peringkat ke-13 klasemen sementara.

Perlahan tetapi pasti, kemenangan demi kemenangan diraihnya hingga pada putaran pertama Persik sempat menempati puncak klasemen sementara. Dan di putaran kedua prestasi Pesik semakin stabil hingga kompetisi berakhir Persik sukses menjadi juara.

Dengan diperkuat tiga legiun asing asal Cile, yakni Fernando, Juan Carlos dan Alejandro Bernald, pada tahun 2002 Persik menorehkan tinta emas setelah berhasil menyabet Juara Divisi I PSSI, dimana pertandingan empat besarnya diselenggarakan di Manado. Prestasi itu memastikan Persik masuk Divisi Utama Ligina IX/2003. Namun sebelum ikut kompetisi paling bergengsi di Tanah Air itu, Persik mencatat prestasi gemilang setelah sukses merengkuh gelar juara Piala Gubernur Jatim I/2004 di Surabaya . Gelar itu kembali direbutnya pada Piala Gubernur III/2005 di Gelora Delta Sidoarjo setelah menyudahi perlawanan tim debutan Persekabpas Kabupaten Pasuruan.

Tangan Dingin Di Balik Persik

Prestasi demi prestasi yang ditorehkan Persik, tak bisa lepas dari perjuangan dan kegigihan beberapa tokoh sepakbola Kota Kediri. Sejak tahun 1999 Walikota Drs H.A. Maschut memegang jabatan sebagai Ketua Umum. Ia dibantu J.V. Antonius Rahman yang saat itu menjabat Ketua DPRD Kota Kediri sebagai Ketua Harian Persik dan tokoh sepakbola, Barnadi sebagai Sekretaris Umum.

Namun tak bisa dilupakan pula perjuangan Iwan Budianto sebagai manajer tim untuk mengangkat citra Kota Kediri di bidang sepakbola bersama Eko Soebekti dan Suryadi, masing-masing menempati posisi asisten manajer operasional dan asisten manajer keuangan.

Untuk aristek di lapangan baik pengurus maupun manajemen saat itu mengangkat mantan pemain Niac Mitra Surabaya, Jaya Hartono dibantu mantan pemain Arema Malang, Mecky Tata bertindak selaku asisten pelatih. Nama Iwan Budianto dan Jaya Hartono sudah cukup lama dikenal oleh publik bola di tanah air. Sebelum bergabung dengan Persik, Iwan Budianto pernah menjadi manajer tim Arema Malang pada Ligina V 1998/1999. Saat itu Arema menempati peringkat ketiga grup tengah II.

Sementara Jaya Hartono sudah tidak asing lagi. Selain malang melintang sebagai pemain di beberapa klub Galatama mulai dari Niac Mitra, Petrokimia Putra, BPD Jateng, Assyabaab Salim Group Surabaya, PKT Bontang hingga karirnya di timnas PSSSI selama sepuluh tahun mulai 1986 sampai 1996. Sebagai orang yang bertangan dingin Jaya Hartono membawa Persik sebagai Juara Ligina IX/2003 bagi Persik. Namun sayang Jaya Hartono tahun 2006 meninggalkan Persik Kediri dan digantikan Daniel Rukito hingga tahun 2007. Meski hanya dua tahun Daniel juga menorehkan sejarah bagi Persik Kediri yakni membawa Persik Juara Ligina XII/2006.

Menghadapi Super Liga Persik mencoba pelatih asing asal Muldova yang cukup dikenal yakni Arcan Iurie (mantan pelatih Persib Bandung dan Persija), sementara manager dipegang oleh orang muda yang cukup mengerti tentang Persik dan segudang pengalaman yang dibawannya yakni Iwan Budianto. Masuknya kembali Iwan dan datangnya Arcan, akhirnya dalam Super Liga Indonesia 2008 Persik memboyong pemain-pemain timnas yang diharapkan membawa kembali Persik Kediri sebagai juara tepatnya triple winner (Juara Liga Jatim, Liga Super dan Copa Dji Sam Soe).

Untuk pertandingan kandang Persik menggunakan Stadion Brawijaya Kediri yang berkapasitas sekitar 20 ribu orang. Sementara untuk kegiatan manajerial Persik dipusatkan di sekretariat Persik di Jl Diponegoro 7 Kediri . No telp dan facsimili 0354-686690. (tabina)

profil pemain


Profil Pemain 2008

WAHYUDI

Tanggal Lahir
:
04-04-1976
Tinggi
:
172 cm
Berat
:
65 kg
Kewarganegaraan
:
Indonesia
Posisi
:
Penjaga Gawang
No. Punggung
:
27
ACHMAD KURNIAWAN

Tanggal Lahir
:
31-10-79
Tinggi
:
175 cm
Berat
:
70 kg
Kewarganegaraan
:
Indonesia
Posisi
:
Penjaga Gawang
No. Punggung
:
1
MARKUS HARIS MAULANA

Tanggal Lahir
:
14-03-81
Tinggi
:
184 cm
Berat
:
72 kg
Kewarganegaraan
:
Indonesia
Posisi
:
Penjaga Gawang
No. Punggung
:
20
ARIS INDARTO

Tanggal Lahir
:
23-02-1978
Tinggi
:
176 cm
Berat
:
67 kg
Kewarganegaraan
:
Indonesia
Posisi
:
Pemain Belakang
No. Punggung
:
4
HAMKA

Tanggal Lahir
:
29-01-1984
Tinggi
:
181 cm
Berat
:
79 cm
Kewarganegaraan
:
Indonesia
Posisi
:
Pemain Belakang
No. Punggung
:
23
SULIS BUDI PRASETYO

Tanggal Lahir
:
04-04-1982
Tinggi
:
170 cm
Berat
:
63 kg
Kewarganegaraan
:
Indonesia
Posisi
:
Pemain Belakang
No. Punggung
:
15


galery foto


Gallery Persik Kediri

Rabu, 12 November 2008

theart-persikmania

Persatuan sepak bola Indonesia Kediri (disingkat Persik Kediri) merupakan klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Kediri, Jawa Timur. Persik Kediri mulai bermain di Divisi Utama Liga Indonesia pada tahun 2002.
Tim ini mempunyai kandang di Stadion Brawijaya dan dijuluki Macan Putih. Selain itu, mereka memiliki kelompok suporter yang bernama Persikmania, suatu kelompok suporter yang tergolong atraktif. Ketua Umum: Haji Ahmad Maschut (walikota Kediri).
Daftar isi[sembunyikan]
1 Prestasi di Liga Indonesia
2 Daftar Pemain
2.1 Liga Indonesia 2007
2.1.1 Pemain Masuk 2007
2.1.2 Pemain Keluar 2007
2.2 Liga Super 2008
2.2.1 Pemain Masuk 2008
2.2.2 Pemain Keluar 2008
3 Prestasi di Liga Champions Asia
4 Prestasi lain
5 Pranala luar
//

[sunting] Prestasi di Liga Indonesia
1999/2000 Divisi Dua, Juara (promosi ke Divisi Satu Liga Indonesia)
2002 - Divisi Satu, Juara (promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia)
2003 - Divisi Utama, Juara (Liga Bank Mandiri IX)
2004 - Peringkat ke-10
2005 - Peringkat ke-3 dalam Babak 8 Besar (Grup Timur)
2006 - Divisi Utama, Juara (Liga Djarum 2006)
2007 - Peringkat ke-3 dalam Babak 8 Besar (Grup B)

[sunting] Daftar Pemain

[sunting] Liga Indonesia 2007
No.
Posisi
Nama pemain
27

GK
Wahyudi
1

GK
Kurnia Sandy
20

GK
Adi Gesang Saputra
24

DF
Achmad Fais
5

DF
Cheik Ba
4

DF
Aris Indarto
18

DF
Aris Budi Prasetyo
7

DF
Berta Yuana Putra
2

DF
Yohanes Yuniantoro
3

DF
Erol FX Iba
6

DF
Zaenuri
15

DF
Sulis Budi Prasetyo

DF
Restu Kartiko
No.
Posisi
Nama pemain
14

DF
Fallah Johnson
8

DF
Jefri Dwi Hadi
88

MF
Danilo Fernando Bueno de Almeida
40

MF
Xavier Thufail
28

MF
Ronald Daian Fagundez Olivera
11

MF
Jaldecir Jesus Dos Santos
19

MF
Suswanto
12

MF
Harianto
17

FW
Dwi Priyo Utomo
25

MF
Khusnul Yuli Kurniawan
22

FW
Musikan
10

FW
Christian Gerard Alfaro Gonzalez
13

FW
Budi Sudarsono
22

FW
Johan Prasetyo Wibowo